Halo Sobatlab Ketemu lagi dengan minlab, tetap semangat ya dan jaga terus kesehatan dimasa pandemi seperti sekarang. Dalam kesempatan kali ini minlab sharing artikel Sistem Kerja Pemanas Pada Furnace Laboratorium yang mungkin berguna untuk sobat lab semua, tanpa panjang lebar langsung aja ke pembahasannya.
Bagi yang belum memahami cara kerja furncae laboratorium silahkan simak artikel Definisi Dan Cara Kerja Furnace Laboratorium
Cara kerja Thermocouple Furnace
Termokopel merupakan sensor suhu yang berfungsi untuk mengubah perbedaan panas dalam benda yang diukur temperaturnya menjadi perubahan potensial atau tegangan listrik, dan salah satu jenis dari thermometer elektronik. Dalam praktiknya penggunaan termokopel dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran suhu. Hal ini disebabkan jangkauan pengukuran yang lebar, yakni – 270 sampai 2000oC serta memiliki sensitifitas yang sangat tinggi dan dapat mengubah perbedaan temperatur menjadi potensial atau tegangan listrik yang besar beda potensial yang didapatkan adalah sekitar 1-70 µV/0 C, bergantung dari jenisnya.
Sifat Dasar Thermocouple
Termokopel memiliki beberapa sifat dasar, antara lain:
- Jenis material yang digunakan pada termokopel berpengaruh terhadap nilai emf (electromotive) dari termokopel.
- emf tidak akan mengalami perubahan apabila kedua junction berada pada suhu yang sama.
Prinsip Operasi Thermocoupel
Termokopel menggunakan prisnip dasar, diantaranya:
Efek Seebeck
Thomas Johann Seebeck (1821), menjelaskan bahwa suatu arus yang sangat kecil akan mengalir melalui sebuah rangkaian konduktor yang memiliki perbedaan temperature, hal tersebut dinamakan efek termoelektrik. Keluaran tegangan atau emf (Electromotive Force) akan muncul akibat adanya perbedaan temperatur antara ujung-ujung dua material yang berbeda. Dengan menggunakan efek Seeback ini, energi panas dapat dapat dikonversi menjadi energi listrik.
Efek Thomson
Thompson menyebutkan bahwa kandungan panas pada suatu konduktor akan berubah searah dengan gradien temperatur pada saat dialiri arus.
Efek Peltier
Peltier (1834), menemukan sebuah efek yang berlawanan dengan efek Seebeck, yang disebut dengan efek Peltier, yang menerangkan bahwa akan muncul perbedaan temperatur yang diakibatkan adanya tegangan. Dimana hal tersebut akan muncul saat arus dilewatkan melalui dua logam atau semikonduktor yang berbeda. Arus menyebabkan terjadinya perpindahan panas dari satu junction ke junction lainnya. Salah satu junction akan dingin sedangkan junction yang lain akan naik temperaturnya.
Boiler Furnace
Menurut Djokosetyarojo (1993), boiler merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan uap atau steam untuk berbagai keperluan. Boiler juga merupakan suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air, panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau uap. Uap pada tekanan tertentu digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Sedangkan air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jenis air dan uap air sangat dipengaruhi oleh tingkat efisiensi boiler itu sendiri.
Pada mesin boiler, pertama-tama jenis air yang digunakan harus dilakukan demineralisasi terlebih dahulu untuk mensterilkan air yang digunakan, sehingga pengaplikasian untuk dijadikan uap air dapat dimaksimalkan dengan baik. Boiler tersusun dari berbagai macam komponen dengan fungsinya masing-masing, antara lain:
- Tungku Pengapian (Furnace), merupakan bagian tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran.
- Steam drum, merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat terbentuknya uap.
- Superheater, merupakan bagian tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan.
- Air Heater Komponen, merupakan bagian yang berfungsi untuk memanaskan udara yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna..
- Manometer, merupakan komponen yang menunjukkan dan mengetahui tekanan uap sambungan yang berada dalam sebuah ketel dengan jelas dan tepat, dengan adanya manometer ini pengoperasian boilerakan lebih aman.
- Pengatur Pembuangan Gas Bekas, merupakan komponen pengatur dimana asap dari ruang pembakaran yang dihisap oleh blower IDF (Induced Draft Fan) melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap.
- Safety Valve (Katup pengaman), merupakan komponen yang berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi batas yang telah ditentukan.
- Gelas Penduga (Sight Glass), merupakan komponen yang dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian air di dalam drum.
- Pembuangan Air Ketel,merupakan komponen yang berfungsi untuk membuang air dalam drum bagian atas.
- Burner, merupakan komponen yang berfungsi untuk mencampur bahan bakar dengan udara dan sebagai nozzle untuk mendorong campuran bahan bakar tersebut ke dalam furnace boiler, di sisi lain ada pula udara tambahan (biasa disebut secondary air) yang disupply untuk memenuhi kebutuhan pembakaran.
Penutup
Akhir kata, semoga sobat ab semua mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari artikel Sistem Kerja Pemanas Pada Furnace Laboratorium, jika ada kebutuhan dengan alat Furnace Laboratorium minlab bisa merekomendasikan produk-produk berkualitas dan pasti cocok dengan kebutuhan sobat lab semua, pelajari apa yang bisa minlab support untuk kemajuan lab kamu di katalog produk Furnace Laboratorium. Banyak informasi menarik yang bisa sobat lab dapatin disana. Sampai ketemu di artikel minlab selanjutnya. 🙂
Cek Profil lengkap perusahaan kami dan dapatkan penawaran menarik produk-produk laboratorium, cleanroom, kesehatan dan industri.